Rawannya terjadi bencana belakangan ini membuat LAZ Tamasa tergerak untuk memberikan perhatian lebih terhadap penanggulangan bencana, khususnya kepada pelajar dan pengajar. Sesuai visi Tamasa untuk memberikan perhatian terhadap pendidikan, kali ini Tamasa mengadakan pelatihan dan simulasi mitigasi bencana di SMPIT Insan Kamil Sidoarjo. Kegiatan ini dilaksanakan Senin pagi, 12 Desember 2022.
Kondisi gedung sekolah yang bertingkat dan belum memiliki rambu-rambu evakuasi bencana, membuat SMPIT Insan Kamil Sidoarjo sangat layak diberikan pelatihan mitigasi bencana.


Pelatihan mitigasi bencana ini disampaikan langsung oleh tim BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Sidoarjo. Untuk mengadakan pelatihan mitigasi ini, LAZ Tamasa ingin memberikan materi dan pelatih yang benar-benar mumpuni di bidangnya.
Sebelum dilakukan simulasi Mitigasi Bencana, seluruh guru dan seluruh muridnya terlebih dahulu diberikan materi teori tentang penanganan bencana, persiapan sarana dan prasaranannya, komunikasinya dan bentuk-bentuk penyelamatannya, juga penyelamatan mandiri. Termasuk juga tentang pendistribusian logistiknya.
Kepala SMP IT Insan Kamil Sekardangan, Aniqotul Uhbah, S.Pd menuturkan sengaja memberikan edukasi Mitigasi Bencana kepada guru dan seluruh siswanya. Mengingat Indonesia ini sering terjadi bencana alam, sehingga kami perlu mengedukasi mereka. Apalagi gedung-gedung sekolah kita ini hampir semuanya bertinglat. “Jadi sangat perlu sekali adanya Mitigasi Bencana, sehingga merekan akan tahu bagaimana proses penyelamatannya. Gimana jalur evakuasinya, serta dimana titik kumpulnya,” tuturnya.


Koordinasi Lapangan BPBD Sidoarjo Hamdan Maulana menjelaskan kepada para siswa cara evakuasi untuk mencari jalan atau mencari rute tercepat menuju halaman terbuka. Disamping itu bila terjadi bencana juga jangan panik dan jangan langsung lari, menunggu gempa reda lebih baik bersembunyi di bawah meja. “Ketika gempa terjadi tanah dan bangunan bergoyang, sehingga jalannya atau larinya tidak stabil. Dalam kondisi tersebut akan sulit untuk mencari tempat berlindung,” katanya.
Sedangkan salah satu Tim TRC BPBD Sidoarjo M. Jamil banyak memberikan betapa pentingnya komunikasi saat terjadinya bencana. “Komunikasi itu dianggap sepele, tapi manfaat besar sekali, karena saat terjadi bencana itu sinyal-sinyal terputus. Gedung-gedung juga menghambat sinyal. Sehingga yang lebih penting dan bisa dipakai komunikasi adalah HT,” ujar M. Jamil.
Tentunya kegiatan ini tak lepas dari kontribusi para Donatur Tamasa. Semoga para donatur diberikan kesehatan dan rezeki yang melimpah. Tamasa akan selalu berkomitmen untuk memberikan perhatian khusus kepada pendidikan di Indonesia.